Teknologi Terbaru ini Menjadi Senjata Andalan Persaingan Dunia Otomotif
Mobil Dunia - Teknologi Terbaru ini Menjadi Senjata Andalan Persaingan Dunia Otomotif - Teknologi otomotif terus berkembang seiring perjalanan waktu. Perkembangan teknologi tersebut seiring dengan kebutuhan pasar yang semakin kompleks, dan kemudian direspons dengan terobosan baru dan mutakhir yang dilakukan oleh para produsen otomotif.
Namun sayang, karena adanya beberapa hambatan yang tak memungkinkan untuk pengaplikasian teknologi tersebut, maka para konsumen otomotif harus bersabar hingga pada waktunya nanti teknologi tersebut bisa digunakan. Berikut ini 8 teknologi mobil masa depan yang mungkin terwujud:
1. 'Cloud Computing' pada Mobil
Ketika teknologi cloud computing sedang berkembang dan demikian pula dengan sistem pengenal suara, perusahaan Ford mengembangkan perangkat informasi yang tidak cuma membuat pengendaranya tahu soal kondisi lalu lintas, batas kecepatan, dan petunjuk agar terbebas dari area macet, tetapi juga segala hal seperti juga orang memanfaatkan internet dan jaringan sosialnya.
Sejauh ini, Ford bersama Apple mengembangkan kokpit yang menghubungkan laser dan radar antar-mobil Escort dengan iPhone, dengan nama SmartCord Live.
2. Baterai Hibrida Berukuran Kecil
Baterai belakangan masih menjadi persoalan dalam pengembangan mobil hibrida karena ukurannya yang tidak kecil. Chevy Volt dan Nissan Leaf menjadi contoh bagi pengembangan baterai ini dengan mengganti baterai konvensional dengan bahan lithium superionic conductors atau thio-LISICONs (solid ceramic material containing lithium, sulfur, germanium, dan phosphorous) untuk memangkas bobot dan ukuran.
Baterai itu bernama Sakti3 dan Planar Energy, dan GM selaku pemangku kepentingan di balik Sakti3 mengklaim akan mewujudkannya dalam waktu lima tahun ke depan. Dengannya ruang mobil hibrida akan lebih lega, tetap tetap bisa memiliki daya tempuh yang sama.
3. Perangkat Sistem Pembakaran Bermasa Pakai Panjang
Mercedes-Benz melihat bahwa busi konvensional sebenarnya kewalahan dalam memberi pengapian sehingga mengakibatkan gas buang berlebih. Mereka lantas menggunakan sejumlah busi lebih dalam pembakaran kompresi tinggi pada mesin 3,5 liter V6. Hasilnya adalah pembakaran yang lebih sempurna dan sistem pengapian yang lebih berumur panjang plus hemat bahan bakar 10 persen.
4. Mesin Kecil Berperforma Tinggi
Belakangan, BMW dan Mercedes-Benz mulai mengenalkan ulang mesin empat silinder yang lebih hemat, demikian halnya Volvo. Sementara itu, Ford dan GM sedang asik menguji coba penggunaan mesin 1.000 cc tiga silinder yang dipadu dengan turbocharger dan 'direct injection'. Mesin berukuran kecil dan hemat bahan bakar ini sanggup bekerja keras dan punya performa tinggi.
5. Pemanfaatan Energi Panas Hasil Pembuangan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sepertiga energi dari bahan bakar pada mesin membuat panas yang dihasilkan terbuang percuma. Sejauh ini, sudah ada pengembangan dan penggunaan teknologi turbocharger, turbocompounding (memanfaatkan turbin pada saluran buang untuk menggerakkan crankshaft) dan terakhir BMW dan Honda mengembangkan pemanfaatan energi panas sisa pembakaran pada mesin.
BMW mengembangkan apa yang digunakan NASA dalam pemanasan semikonduktor hasil pembuangan mesin dan selanjutnya menghasilkan listrik selama akselerasi, yang kemudian bisa dimanfaatkan dalam meregenerasi listrik lagi saat pengereman.
6. Ban Isi Angin Sendiri
Goodyear mengembangkan produk Air Maintenance Technology (AMT) berupa ban yang bisa mengisi angin sendiri. Pada dasarnya, mereka memasangkan rongga yang terhubung ke semacam ban dalam kecil yang ditempelkan di dinding dalam ban utama. Jika ban berputar, maka angin akan masuk melalui pintu pengontrol serta memenuhi ban dalam kecil itu dan menyebarkannya agar seimbang sehingga konstruksi ban menjadi kokoh.
Kapasitas angin yang masuk akan diawasi katup sehingga sesuai kebutuhan. Goodyear dalam pengembangannya didukung oleh Departemen?Energi AS dan Pemerintah Luxembourg.
7. Penggerak Listrik AC Hibrida Tanpa Magnet Permanen
Ketika China menjadi penyuplai utama neodymium, sebuah bahan baku besi yang sangat jarang untuk magnet permanen pada penggerak aliran listrik AC pada mobil hibrida, General Motors membuat penggerak serupa tanpa magnet tersebut.
Dalam kerja induksinya, listrik statis menginduksi gaya tarik serupa magnet di dalam penggerak yang terbuat dari lapisan-lapisan besi sebagai pengganti magnet permanen tadi. Alhasil, penggerak elektrik ini ringan, murah, cukup mumpuni dalam membawa beban, walaupun belum bisa bekerja lebih lama.
8. Serat Karbon Tak Hanya untuk Badan Mobil
Setelah jadi andalan untuk digunakan sebagai panel badan mobil, khususnya di arena balap, serat karbon yang terkenal ringan dan kokoh itu akan diaplikasikan juga pada suspensi, bahkan blok mesin dan lainnya. Sebuah perusahaan di Florida bernama Composite Castings membuat sejumlah mesin empat silinder berbahan 'carbon-fiber-reinforced epoxy' yang membuatnya lebih ringan 20 pon (9 kg), bahkan dibanding blok mesin sama berbahan aluminium.
Di lain negara, di Australia, firma bernama Carbon Revolution membuat velg berukuran diameter 20 inci dan lebar 12,5 inci dengan bahan serupa, yang membuatnya lebih ringan 40 persen dari velg berbahan aluminium.
Namun sayang, karena adanya beberapa hambatan yang tak memungkinkan untuk pengaplikasian teknologi tersebut, maka para konsumen otomotif harus bersabar hingga pada waktunya nanti teknologi tersebut bisa digunakan. Berikut ini 8 teknologi mobil masa depan yang mungkin terwujud:
1. 'Cloud Computing' pada Mobil
Ketika teknologi cloud computing sedang berkembang dan demikian pula dengan sistem pengenal suara, perusahaan Ford mengembangkan perangkat informasi yang tidak cuma membuat pengendaranya tahu soal kondisi lalu lintas, batas kecepatan, dan petunjuk agar terbebas dari area macet, tetapi juga segala hal seperti juga orang memanfaatkan internet dan jaringan sosialnya.
Sejauh ini, Ford bersama Apple mengembangkan kokpit yang menghubungkan laser dan radar antar-mobil Escort dengan iPhone, dengan nama SmartCord Live.
2. Baterai Hibrida Berukuran Kecil
Baterai belakangan masih menjadi persoalan dalam pengembangan mobil hibrida karena ukurannya yang tidak kecil. Chevy Volt dan Nissan Leaf menjadi contoh bagi pengembangan baterai ini dengan mengganti baterai konvensional dengan bahan lithium superionic conductors atau thio-LISICONs (solid ceramic material containing lithium, sulfur, germanium, dan phosphorous) untuk memangkas bobot dan ukuran.
Baterai itu bernama Sakti3 dan Planar Energy, dan GM selaku pemangku kepentingan di balik Sakti3 mengklaim akan mewujudkannya dalam waktu lima tahun ke depan. Dengannya ruang mobil hibrida akan lebih lega, tetap tetap bisa memiliki daya tempuh yang sama.
3. Perangkat Sistem Pembakaran Bermasa Pakai Panjang
Mercedes-Benz melihat bahwa busi konvensional sebenarnya kewalahan dalam memberi pengapian sehingga mengakibatkan gas buang berlebih. Mereka lantas menggunakan sejumlah busi lebih dalam pembakaran kompresi tinggi pada mesin 3,5 liter V6. Hasilnya adalah pembakaran yang lebih sempurna dan sistem pengapian yang lebih berumur panjang plus hemat bahan bakar 10 persen.
4. Mesin Kecil Berperforma Tinggi
Belakangan, BMW dan Mercedes-Benz mulai mengenalkan ulang mesin empat silinder yang lebih hemat, demikian halnya Volvo. Sementara itu, Ford dan GM sedang asik menguji coba penggunaan mesin 1.000 cc tiga silinder yang dipadu dengan turbocharger dan 'direct injection'. Mesin berukuran kecil dan hemat bahan bakar ini sanggup bekerja keras dan punya performa tinggi.
5. Pemanfaatan Energi Panas Hasil Pembuangan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sepertiga energi dari bahan bakar pada mesin membuat panas yang dihasilkan terbuang percuma. Sejauh ini, sudah ada pengembangan dan penggunaan teknologi turbocharger, turbocompounding (memanfaatkan turbin pada saluran buang untuk menggerakkan crankshaft) dan terakhir BMW dan Honda mengembangkan pemanfaatan energi panas sisa pembakaran pada mesin.
BMW mengembangkan apa yang digunakan NASA dalam pemanasan semikonduktor hasil pembuangan mesin dan selanjutnya menghasilkan listrik selama akselerasi, yang kemudian bisa dimanfaatkan dalam meregenerasi listrik lagi saat pengereman.
6. Ban Isi Angin Sendiri
Goodyear mengembangkan produk Air Maintenance Technology (AMT) berupa ban yang bisa mengisi angin sendiri. Pada dasarnya, mereka memasangkan rongga yang terhubung ke semacam ban dalam kecil yang ditempelkan di dinding dalam ban utama. Jika ban berputar, maka angin akan masuk melalui pintu pengontrol serta memenuhi ban dalam kecil itu dan menyebarkannya agar seimbang sehingga konstruksi ban menjadi kokoh.
Kapasitas angin yang masuk akan diawasi katup sehingga sesuai kebutuhan. Goodyear dalam pengembangannya didukung oleh Departemen?Energi AS dan Pemerintah Luxembourg.
7. Penggerak Listrik AC Hibrida Tanpa Magnet Permanen
Ketika China menjadi penyuplai utama neodymium, sebuah bahan baku besi yang sangat jarang untuk magnet permanen pada penggerak aliran listrik AC pada mobil hibrida, General Motors membuat penggerak serupa tanpa magnet tersebut.
Dalam kerja induksinya, listrik statis menginduksi gaya tarik serupa magnet di dalam penggerak yang terbuat dari lapisan-lapisan besi sebagai pengganti magnet permanen tadi. Alhasil, penggerak elektrik ini ringan, murah, cukup mumpuni dalam membawa beban, walaupun belum bisa bekerja lebih lama.
8. Serat Karbon Tak Hanya untuk Badan Mobil
Setelah jadi andalan untuk digunakan sebagai panel badan mobil, khususnya di arena balap, serat karbon yang terkenal ringan dan kokoh itu akan diaplikasikan juga pada suspensi, bahkan blok mesin dan lainnya. Sebuah perusahaan di Florida bernama Composite Castings membuat sejumlah mesin empat silinder berbahan 'carbon-fiber-reinforced epoxy' yang membuatnya lebih ringan 20 pon (9 kg), bahkan dibanding blok mesin sama berbahan aluminium.
Di lain negara, di Australia, firma bernama Carbon Revolution membuat velg berukuran diameter 20 inci dan lebar 12,5 inci dengan bahan serupa, yang membuatnya lebih ringan 40 persen dari velg berbahan aluminium.
Tidak ada komentar